Macam Macam Penyakit Guru

Hari ini saya membaca sebuah buku yang menarik, yaitu buku B’RIGHT TEACHER dari Ali Irfan. Buku ini membahas tentang pentingnya seorang guru yang dominan menggunakan otak kanan. Dalam bukunya, ada sebuah bahasan yang sangat menarik dan mungkin menyentil yaitu tentang berbagai macam penyakit yang dimiliki oleh guru-guru di Indonesia kebanyakan. Dari situ, saya memiliki keinginan untuk berbagi sedikit ulasan dari buku ini.

Ada beberapa penyakit yang sering menggejala kebanyakan guru di Indonesia. Penyakit itu diklasifikasi menjadi tiga jenis keterampilan yaitu Kemampuan personal (kepribadian), metodologis, dan teknis. Pada aspek kemampuan kepribadian guru, penyakit yang disinyalir meliputi; THT (Tukang Hitung Transport), Hipertensi (Hiruk persoalkan tentang sertifikasi), Kudis (kurang disiplin), dan Asma (Asal masuk).

Di klasifikasi kedua, yaitu soal aspek metodologis, disinyalir guru bahkan memiliki lebih banyak penyakit. Jenis-jenis penyakitnya, antara lain Salesma (Sangat lemah sekali membaca), Asam urat (Asal mengajar, kurang akurat), Kusta (Kurang strategi), Kurap (Kurang persiapan), Stroke (Suka terlambat, rupanya kebiasaan), Keram (Kurang terampil), serta Mual (Mutu amat lemah). Aspek metodologis ini memang saangat erat terkait dengan factor kesungguhan dan kesadaran utuk berkembang yang alasan seharusnya dimiliki oleh seorang guru.

Sedangkan klasifikasi ketiga yan gmenyangkut aspek keterampilan teknis adalah TBC (Tidak bisa computer) dan Gaptek (Gagap teknologi).

Bukan maksud menjelekan citra guru, tapi saya sendiri sebagai calon guru bisa menjadikan hal ini sebagai motivasi untuk semaksimal mungkin menjaga diri dari berbagai macam penyakit ini. Apalagi jika kita benar-benar kritis pada kondisi pendidik saat ini, maka penyakit-penyakit seperti diatas memang benar adanya. Tapi tetap saja ada guru-guru yang mulia. Yang dengan sepenuh hati dan ikhlas mendidik, menularkan ilmunya, serta memberikan contoh baik pada anak didiknya. Guru-guru seperti inilah yang diharapkan banyak bermunculan dan sebagai harapan perbaikan dan kebangkitan bangsa ini.

Kecuali bahasan yang mendewakan kemampuan otak kanan, isi buku B’RIGHT TEACHER ini bagus sekali dan recommended untuk dibaca, terutama bagi para calon-calon guru yang dipundaknya terpikul sebuah tanggung jawab untuk memperbaiki peradaban. Semoga bermanfaat